Carilah Ilmu Dari Sekarang Sampai Selanjutnya....???

Forum Diskusi

Forum Diskusi

Senin, 15 Maret 2010

Muhammadiyah Menatap Masa Depan Melangkah Ke Zaman Millenium Tiga

Muhammadiyah Menatap Masa Depan Melangkah Ke Zaman Millenium Tiga


Bismillahirrahmaanirrahiim



1. Nama Muhammadiyah sengaja dipilih untuk memberikan tetenger bagi gerakan Islam di Indonesia yang lahir pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta, yaitu diharapkan akan menjadi pengikut Muhammad SAW, baik dalam bidang aqidah, ibadah/syari’ah, dan mu‘amalahnya. Oleh karena itu, komitmen terhadap al-Qur’an dan Sunnah Shahihah menjadi andalan di setiap langkah perjuangan Muhammadiyah, baik di masa lampau, masa kini, dan di masa yang akan datang.
2. Perlu dicatat, dalam perjalanan sejarahnya, Muhammadiyah memiliki konsistensi antara lain Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, mengadakan permurnian Islam dalam aqidah dan ibadah mahdhoh, mengadakan tajdid/pembaharuan dalam metode amaliah duniawiyah, dan menjalankan siyasyah/kebijakan yang tidak melanggar prinsip-prinsip Islam. Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT yang ditanamkan pada pemimpin dan anggotanya, maka Muhammadiyah tidak pernah mengalami perpecahan. Harapan kita semoga dengan keikhlasan memegang amanah para pemuka Muhammadiyah tetap komitmen pada Islam, pola kepemimpinan Muhammad SAW; al-Qur’an dan Sunnah Shahihah, syiasyah bil makruf, dan beberapa keputusan mendasar organisasi seperti AD/ART, Khittah, dan keputusan Muktamar lainnya.
3. Dalam menatap Era Millennium III, Muhammadiyah perlu membuat strategi dan taktik perjuangan yang bermakna di zamannya, dengan tidak meninggalkan komitmen pada prinsip-prinsip Islam yang telah dituntunkan oleh Rasulullah SAW. Era Millenium III pada awalnya diwarnai oleh Post Modernisme yang mengedepankan aspek-aspek antara lain humanis dan pluralis akan dihadapi oleh Muhammadiyah. Warga Muhammadiyah memang perlu faham adanya rasa kemanusiaan, namun tidak boleh menjadikan Humanism sebagai ideologinya. Demikian pula dengan kita faham juga adanya kehidupan masyarakat yang plural, namun kita warga Muhammadiyah tidak akan berfaham kepada Pluralisme. Mengapa? Bila berideologi pada Humanisme berarti meninggalkan Islam dan mendewakan kemanusiaan, dan bila berideologi pada pluralisme berarti mendewakan kemajemukan serta menganggap semua agama itu benar, ini jelas mengingkari aqidah Islam.
4. Oleh karena itulah pandangan kita mengenai humanis dan pluralis tetap berdasarkan persepsi dan kaidah keyakinan Islam kita. Sebagai seorang manusia kita punya rasa humanis (kemanusiaan), rasa kemanusiaan itu kita wujudkan dengan beberapa aktivitas yang dituntunkan oleh Islam untuk kerahmatan atau kesejahteraan hidup umat Islam, saling tolong-menolong, menolak segala bentuk kedloliman/aniaya, ketidakadilan sesama umat manusia dan sebagainya. Dalam hal ini Muhammadiyah tidak asing lagi, dan memang menjadi tugas amaliah duniawiyahnya sejak lahir sampai kini, sedangkan untuk masa yang akan datang diperlukan peningkatan dan perubahan bentuk formulasi dan metodenya menurut situasi era millennium III. Demikian pula dengan kita memahami situasi yang plural (majemuk) dalam masyarakat, dalam hal ini justru perlu dicermati lebih dalam, sehingga langkah-langkah da’wah Muhammadiyah dapat tepat mengenai sasaran, yang lebih tercapai tujuannya. Dalam hal ini Muhammadiyah ditantang untuk lebih jeli melihat masyarakat dan lika-likunya, dan mempersiapkan program dan sumberdaya kader, serta sarana dan prasarana untuk langkah-langkah dakwahnya di era millennium III. Selain itu semua, komitmen bahwa Muhammadiyah tetap sebagai gerakan Islam Amar makruf nahi mungkar di bidang sosial keagamaan tetap istiqomah. Artinya, Muhammadiyah jangan tergoda menjadi organisasi politik (ingat AD dan ART serta Khittah).
5. Dalam menatap masa depan dan melangkah ke era millennium III, dalam persiapannya Muhammadiyah telah membuat Pedoman Hidup Islami (PHI) warga Muhammadiyah (keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-44, tahun 2000 di Jakarta). Maksud dan tujuannya ialah agar warga Muhammadiyah pada khususnya dan umat Islam pada umumnya tetap istiqomah dalam mengarungi kehidupan di era millennium III. Dengan demikian warga Muhammadiyah dapat tetap survive dalam kebahagiaan hidupnya di tengah gelombang zaman yang dialaminya.
6. Bagi Muhammadiyah sebagai organisasi yang telah terbukti solid sejak lahir sampai saat ini (94 tahun), juga diperlukan sikap yang istiqomah menghadapi arus pencemaran dalam pemikiran yang akan merusak aqidah Islamiyahnya. Godaan ini kemungkinan akan selalu muncul, namun Muhammadiyah hendaknya tegas segera memangkasnya, sebelum virus pemikiran perusak aqidah itu berkembang dan mengakar.
7. Dalam era Millenium Muhammadiyah perlu mempersiapkan kader-kadernya, dengan jalan pembaharuan sistem dan metode pengkaderannya yang tetap berfondasi pada Aqidah Islam dan disiapkan untuk antisipasi zaman ke depan. Oleh karena itu bagi Mu’allimin dan Mu’allimat Muhammadiyah, yang jelas diharapkan sebagai kader Persyarikatan, maka perlu diberikan nilai tambah baik pada kepribadiannya, maupun wawasan kedepannya (misalnya: berdakwah lewat internet, audio visual, dan sebagainya).
8. Muhammadiyah harus serius mengadakan pengembangan model dakwah melebihi yang ada sekarang ini. Di samping itu, perangkat alat dakwah perlu ditingkatkan keberadaannya, yang sangat mendesak antara lain Muhammadiyah sudah harus memiliki:
1. Media masa baik cetak maupun elektronik yang menarik umat, seperti koran, majalah, jurnal, bacaan anak dan ramaja, pemancar radio dan TV, penerbitan kaset dan VCD dakwah dan sebagainya.
2. Jaringan Internet, yaitu punya aset dalam percaturan internet yang ditangani khusus oleh suatu tim yang handal dalam bidang ini, di samping oleh nara sumber para ulama dan cendikiawan.
3. Lembaga advokasi dan lembaga bantuan hukum Muhammadiyah, untuk membela warga dan pimpinan Muhammadiyah, dan juga membela keadilan dan kebenaran rakyat yang lemah.
4. Lembaga rehabilitasi Kemiskinan (anak jalanan, kaum mustadh’afien lainnya).
5. Lembaga Rahabilitasi Korban (narkotika, pelacuran dan sebagainya).
9. Akhirnya, masih banyak agenda yang menjadi tantangan bagi perjuangan Muhammadiyah, namun tidak boleh apatis dan surut, meskipun berat tantangan yang dihadapi, semangat jihad merupakan etos yang terus-menerus ditanamkan kepada warga Muhammadiyah. Sebab etos jihad (semangat berjuang sungguh-sungguh) ini merupakan karakter kita sebagai orang yang beriman, dan tidak boleh ditinggalkan.






“Sesungguhnya orang yang beriman itu ialah: Percaya adanya Allah, dan pada RasulNya, serta tidak ragu-ragu berjihad dengan harta bendanya dan jiwa raganya di jalan Allah, dan orang-orang yang demikian itu adalah yang benar” (Q.S. Al-Hujurât:15)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar